() translation by (you can also view the original English article)
Saat anda memikirkan kebergaman dalam tempat kerja anda, apa yang muncul dalam pikiran anda?
Mungkin saja kelompok orang yang berbeda asal ras atau suku, atau bahkan kesetaraan laki-laki dan perempuan?
Jika memang itu yang muncul di pikiran anda, maka anda memaknai keberagaman dengan benar. Namun masih ada banyak makna keberagaman lainnya. Nyatanya, di dalam tutorial berikut ini kami akan memaparkan sepuluh dimensi berbeda dari adanya keberagaman di tempat kerja.
Perlu diingat, terdapat 2 seri tutorial mengenai topik ini. Dalam tutorial sebelumnya, kita menengok sedikit beberapa manfaat dari adanya keberagaman dalam bisnis anda.
Tujuan dari tutorial hari ini adalah mengajak anda untuk menengok betapa keberagaman itu menarik. dengan memperluas makna dan melihat tipe-tipe keberagaman, anda akan menyadari bahwa tempat kerja anda akan terasa benar-benar adil dan setara, dan dapat menyadari sepenuhnya keuntungan dari adanya keberagaman yang kami maksudkan di tutorial sebelumnya.
Mari kita lihat beberapa tipe keberagaman, dengan beberapa contohnya, bagaimana bisnis anda mungkin saja membutuhkan akomodasi yang berbeda untuk masing-masing orang, dan bagaimana keberagaraman dapat memberikan keuntungan sebagai hasilnya.



1. Usia
Ada banyak penelitian tentang berbagai perbedaan karakter dari perbedaan generasi: Generasi Baby Boomers (1946 – 1964), Generasi X, Generasi Milenium, dan sebagainya.
Meski beberapa kategori yang disebutkan diatas terlihat seperti suatu hal yang sepele, namun memang benar bahwa kelompok orang yang memiliki perbedaan umur didalamnya cenderung memiliki pola pikir yang berbeda dan memiliki pengalaman yang sangat berbeda pula.
Ayah saya, misalnya, lahir pada saat Perang Dunia dua Terjadi. Cara pandangnya tajam karena tumbuh dalam masa kekurangan bahan pangan, penjajahan, dewasa dalam masa-masa berat tahun enampuluhan, berjuang dalam masa krisis ekonomi tahun tujuhpuluhan, dan seterusnya. Semua itu sangat berbeda dengan pengalaman saya yang tumbuh pada tahun delapanpuluhan dan sembilanpuluhan. Dan keponakan-keponakan saya, yang lekat dengan internet, smartphone, dan sosial media, memiliki perspektif hidup yang berbeda.
Seperti yang sudah kita lihat di tutorial sebelumnya, keuntungan dari adanya keberagaman adalah para pegawai dengan perspektif yang bermacam-macam lebih menguntungkan dalam membuat keputusan maupun dalam berinovasi
Memiliki pegawai yang memiliki usia yang berbeda-beda juga merupakan cara yang bagus dalam sebuah bisnis. Para pegawai muda lebih peka dengan perkembangan teknologi dan dapat melihat kemungkinan-kemungkinan yang mungkin tidak direspon oleh generasi bada 20an. Dan pegawai senior memperluas cakupan bisnis berdasarkan pengalaman, termasuk ingatan mereka dari masa ke masa yang "sesuatu yang besar nantinya" bisa runtuh.
Maka dari itu, sangat penting untuk mempertimbankan keseimbangan dalam bisnis anda. Apakah anda memiliki keseimbangan jumlah generasi senior dan junior pegawai anda? Jika tidak, anda dapat merubah cara perekrutan pegawai anda, salah satunya menggunakan cara manual seperti mencetak iklan dan perekrutan jika anda ingin mendapatkan pegawai senior, dan cara termutakhir seperti forum online dan melalui sosial media jika anda ingin mendapatkan pegawai berusia muda. Dan juga buatlah penilaian yang jujur dari budaya kerja di tempat kerja anda: apakah terlalu susah dikerjakan oleh pegawai junior, ataukah terlalu mengekang untuk pegawai senior?
2. Ras dan Suku
Baiklah, mari kita perjelas: Ras adalah sesuatu yang dibentuk oleh masyrakat, bukan sebuah kategori scientific yang valid. Hasil konsensus scientifik terakhir menunjukkan bahwa perbedaan ras tidak dapat dipakai untuk mewakili perbedaan genetis masing-masing orang. Mereka adalah kategori dari orang dulu, masa yang kurang maju, ketika kita melihat orang yang tambpak berbeda dan memasangkan ciri kulit dan tipe rambut, sering dilakukan untuk tujuan mendapatkan kekuasaan dari grup lain.
Namun, kurangnya dasar keilmuan tidak berarti kita harus menolak ras sebagai sebuah kategori. Dia adalah konstruksi sosial yang sangat kuat, dan dia mempengaruhi kehidupan orang dalam berbagai bentuk seperti:
- Angka Harapan Hidup
- Kemampuan memiliki rumah
- Akses ke kesehatan
- Perlaukan dari sistem keadilan
- dan lain sebagainya
(Catatan: Penelitian dan statistik ini dari AS, namun tentu saja perbedaan bisa muncul di negara manapun di dunia ini.)
Etnis sering digunakan sebagai sinonim bahkan eufemisme dari ras, namun definisi yang sesungguhnya berbeda- dia menempatkan lebih banyak penekanan pada budaya ketimbang genetik. Cara orang teridentifikasi bisa jadi sangat rumis, sering kali melintasi banyak kategori warna kulit dan etnis.
Bagaimana itu semua berdampak padamu? Baik, Penelitian McKinsey menunjukkan bahwa perusahaan dengan keanekaragaman warna kulit dan etnis 35% memiliki retur finansial di atas rata-rata.
Ingin tahu kenapa? Perhatikan panduan saya sebelumnya di manfaat keanekaragaman untuk bisnismu.
Jadi pertimbangkan apakah tempat kerjamu merefleksikan keanekaragaman etnis dan warna kulit berdasarkan pelangganmu, Jika tidak, kita akan melihat beberapa cara untuk memperbaikinya di tutorial selanjutnya dari seri ini.
3. Jenis Kelamin
Ini salah satu kategori tersederhana. Kasarnya setengah penduduk di dunia ini adlah wanita. Jika wanita tidak mengisi setengah dari pekerjamu, jika kamu perlu mancari tahu kenapa dan ambilah tindakan untuk mencapai keseimbangan yang lebih baik.
Ngomong-ngomong, jika kamu berpikir bahwa wanita membuat persentase yang lebih kecil di dunia kerja karena perannya dalam keluarga, di banyak negara yang menganggap itu bukanlah sebuah kasus lagi. Di AS, contohnya, angkatan kerja 52.7% laki-laki dan 47.2% wanita- hampir mendekati setengahnya.
Di beberapa negara, tentu saja, halnya bisa jadi berbeda. Sebuah Laporan Bank Dunia menemukan bahwa wanita menghadapi 100 dari 173 larangan ekonomi termonitor dan ada 18 negara di mana wanita tidak bisa mendapatkan pekerjaan tanpa izin dari suami.
Namun, bahkan negara di mana peran wanita jauh lebih terbatas, pemilik bisnis masih bisa membuat pilihan untuk memperkerjakan wanita sejauh yang diizinkan hukum. Dan di negara di mana wanita bersedia dan bisa bergabung ke perusahaanmu, sama sekali tidak ada alasan.
Kesetaraan gender tidak hanya mengenai perwakilan juga. Tidak ada yang perlu dibanggakan jika perusahaanmu mempekerjakan lebih banyak wanita, tapi kebanyakan dari mereka di posisi rendah dengan gaji lebih rendah dari laki-laki. Meskipun proses dalam beberapa dekade terkahir, wanita masih mendapatkan 80 cent dari tiap dollar yang dihasilkan laki-laki di AS- dan banyak kesenjangan gaji yang hadir di banyak negara lainnya.
Kita akan pergi ke kesetaraan gender jauh lebih dalam di panduan berikutnya.
4. Orientasi Seksual
Orienstasi Seksual seseorang mengacu pada:
"Atraksi fisik, romantik, atau emosional abadi seseorang ke anggota dari jenis kelamin yang berbeda atau sama termasuk lesbian, gay, bisexual, dan heteroseksual"
Jadi ini adalah hal yang menurun, sesuatu yang kamu rasakan dan kepada siapa kamu tertarik. Apa yang hal tersebut perlu lakukan di bisnis?
Sebenarnya, cukup banyak. Cek Artikel Tinjauan Bisnis Harvard ini yang mendetilkan beberapa penelitian megenai dampak dari pekerja yang terkurung- baik terhadap pekerja itu sendiri maupun terhadap perusahaan mereka bekerja. Ketika orang merasa cukup aman untuk mengekspresikan orientasi seksualnya, mereka jadi lebih produktif dan menggapai lebih banyak dalam karir mereka. Ketegangan dari menyembunyikan rahasia, di sisi lain, cenderung menghambar kinejra mereka dan membuat mereka ingin menginggalkan perusahaan.
Jadi apapun kepercayaanmu, penting untukmu sebagai perekrut untuk mengenali bahwa kamu memiliki tanggungjawab untuk membuat tempat kerja di mana semua orang merasa aman untuk mengekspresikan identitasna. Jika kamu begitu, bisnismu juga akan mendapat keuntungan sebagai hasilnya.
5. Agama
Diskriminasi agama di tempat kerja adalah masalah nyata. Pertimbangkan ekspreimen ini, di mana peneliti mengirim 9.600 pelamar kerja dengan resume yang sama kucali untuk satu detil: Apakah orang tersebut memiliki pegalaman dengam grup pelajar religius atau non-religius.
Hasilnya? Resume yang dibuat tanpa referensi ke suatu agama mendapatkan respon lebih baik 20% dari perekrut. Mereka yang menyebut grup pelajar muslim mengalami yang terburuk, dan agama lain berada di tengah-tengahnya.
Masalahnya muncul dalam praktik perekrutan. Apakah tempat kerjamu mengizinkan ketaan beragama? Adakah tempat dimana mereka bisa berdoa atau meditasi, dan bisakah mereka mengambil waktu tersebut tanpa dikenakan pinalti? Apakah kode pakaianmu mengizinkan orang untuk menggunakan pakaian berkaitan dengan agama mereka? Apakah kamu menanggap kuat pada diskriminasi dan pelecehan?
Dengan banyaknya agama di dunia, tiap-tiapnya dengan praktiknya masing-masing, bisa jadi sulit untuk mengakomodasi semuanya. Tapi jika begitu, hasil yang bisa didapat:
- Pekerja cenderung tidak ingin mencari pekerjaan baru.
- Pekerja akan menjadi lebih dari dua kali untuk mengatakan bahwa dia berharap untuk bekerja.
- Kepuasan pekerjaan secara menyeluruh meningkat.
6. Cacat
Apakah tempat kerjamu terbuka untuk orang-orang cacat? ADa beberapa dimensi berbeda untuk diperhatikan di sini:
Pertama fisik, apakah tempat kerjamu memiliki akomodasi yang dibutuhkan untuk orang dengan mobilitas terbatas? Apakah kamu menyediakan teknologi yang orang cacat mungkin butuh agar bisa bekerja, seperti telephone headset atau pembaca layar dan perangkat lunak komputer lainnya?
Namun, aspek yang kedua adalah perilaku, dan ada jalan yang masih panjang untuk ke sana. Sebuah survey oleh UK charity Scope menemukan bahwa 2 dari 3 orang merasa tidak nyaman berbicara dengan orang cacat dan lebih dari sepertiga orang cenderung berpikir orang cacat tidaklah seproduktif yang lainnya.
Ini memiliki konsekuensi nyata di tempat kerja. Riset oleh the Emloyers Network for Equality & Inclusion menemukan bahwa:
"Lebih dari sepertiga orang menunjukkan sebuah prasangka tidak sadar terhadap seseorang yang cacat, lebih tinggi dari tingkat prasangka pada jenis kelamin maupun ras."
Dan dengan banyak kategori yang kita sasar, pendidikan adalah kuncinya. Informasikan dirimu mengenai tantangan yang dihadapi oleh orang cacat seiring dengan kontribusi yang bisa mereka buat, dan dapatkan pelatihan kepada pegawaimu untuk memastikan mereka tidak mengulangi pola pransangkan dan asumsi salah yang mencegah banyak orang cacat melakukan pekerjaan yang mereka mampu lakukan.
7. Kepribadian
Semenjak tes kepribadian seperti Myers-Briggs Type Indicator mendapatkan popularitasnya di 1960an, perekrut telah menjadi obsesif untuk mengetes kandidat-diperkirakan lebih dari 50 juta orang telah mengambil tes Myers-Briggs.
Sementara psikolog berdalih mengenai validitasnya, prinsipnya terdengar. Kepribadian penting dalam bisnis, dan mendapatkan yang baik akan menguntungkan.
Memiliki campuran kepribadian juga merupakan tantangan, tentu saja. Itu bisa mendorong ke konflik. Namun terkadang ide-ide baru dan pencerahan bisa terbentuk. Ini mencapai argumen utama dari keanekaragaman secara umum: Perbedaan bisa jadi susah untuk ditangani, tapi ini cenderung membawa ke hasil yang lebih baik dari keseragaman dan konformitas.
Jadi menggabungkan sedikit dan menikmati aneka kontribusi yang tiap kepribadian bisa bawa. Mungkin akan membuat tempat kerjamu menjadi lebih menyenangkan dan menarik juga!
8. Status Sosial-Ekonomi
Banyak komunitas yang memilki pembagian kelas. Mereka lebih sering digunakan di beberapa negara dibanding negara lainnya, namun mereka hampir ada di manapun.
Orang dari latar sosial ekonomi berbeda cenderung untuk memiliki perilaku dan pandangan yang berbeda dalam hidup. Sebagaimana yang lainnya membentuk keanekaragaman, yang bisa baik menjadi tantangan maupun keuntungan bagi bisnismu.
Ini contoh dari sebuah artikel berdasarkan buku Hidden Rules of Class at Work.
"Apakah pekerjamu memahami peraturan tak tertulis tentang uang? Orang yang berasal dari kalangan lemah akan beranggapan bahwa uang ada untuk digunakan. Tapi orang dari golongan tengah akan beranggapan bahwa uang untuk diatur dengan baik." Orang kaya cenderung menginvestiasikan uangnya. Yang mana yang benar? Semuanya merupakan cara yang mungkin untuk menggunakan uang, apakah karyawanmu memeahami pandangan dari organisasimu?
Pikirkan mengenai latar sosial ekonomi dari karyawanmu. Apakah mereka dari latar yang sama atau berbeda? Akankah mereka menantang atau memperkuat kepercayaan yang telah ada? Bagaimana kamu bisa meraih orang dari latar berbeda dalam perekrutanmu selanjutnya.
9. Jenjang Pendidikan
Ini satu yang sulit, karena qualifikasi penting untuk banyak pekerjaan, dan sering orang yang kamu perlukan harus memiliki jenjang pendidikan tertentu.
Tapi saya juga telah melihat banyak deskripsi pekerjaan di mana gelar sarjana dimasukkan ke dalam persyaratan, meskipun itu sama sekali tidak diperlukan untuk melakukan pekerjaannya. Contohnya, beberapa tahun yang lau saya bekerja sebagai pekerja lepas untuk bank dan perusahaan besar lainnya, membuat tampilan presentasi PowerPoint-nya terlihat menarik. Satu-satunya persayaratan yang dibutuhkan oleh pekerjaan ini adalah mahir dalam PowerPont tapi banyak perusahaan meminta sebuah gelar.
Dengan meminta kualifikasi yang tidak perlu, kamu mengeluarkan orang-orang yang mungkin benar-benar ideal untuk pekerjaannya. Kamu juga membuat angaktan kerjamu tidak beraneka ragam.
Jadi tanyak dirimu sendiri jenjang pendidikan apa yang sebenarnya dibutuhkan untuk pekerjaannya. Jika sebuah kualifikasi benar-benar dibutuhkan, tentu saja kamu bisa memintanya. Tapi jika kamu menggunakan gelar sarjana atau persayatan pendidikan lainnya karena kamu percaya ada kemampuan lulusan universay akan kamu butuhkan, maka hilangkan persyaratan pendidkan tersebut dan masukkan daftar kemampuan yang kamu inginkan.
Menghilangkan persyaratan pendidikan tidak berarti kamu menurunkan standarmu. Ini berarti menjadi fokus dan lebih akurat pada yang kamu butuhkan, dan memberikan kesempatan kepada orang-orang yang tidak bisa mengejar pendidikan formal tapi bisa menjadi karyawan ideal di perusahaanmu.
10. Pengalaman Hidup
Ini merupakan kategori yang lebih umum. Saya memasukkannya karena keanekaragaman temapt kerja paling efekti ketika ini sedikit mengenai kategori dan lebih menekankan pada orang-orangnya dan pencerahan juga sudut pandang yang mereka bawa.
Kesembilan dimensi di atas menangkap tipe-tipe utama dari keanekaragaman terkait bisnis, namun bagaimana dengan pengalaman hidup karyawan yang berbeda secara radikan dari keseluruhan karyawanmu? Mereka masih bisa membawa manfaat dalam ide baru dan menantang status quo.
Secara pribadi, saya tahu bahwa traveling telah mengajarkan saya banyak hal baru mengenai dunia dan membuat saya lebih berbarga ketimbang saya yang sebelumnya. Namun, aneka pengalaman bisa memberikan seseorang pencerahan baru- termasuk pengalaman yang mungkin tidak dimasukkan ke dalam CV karena tidak terlihat produktif maupun relevan.
Jadi ketika kamu mempekerjakan karayawanmu berikutnya, tidak perlu mengambil yang kualifikasinya paling cocok maupun pengalaman kerjanya (meskipun tentu saja emreka penting) pertimbangkan keseluruhan orang tersebut dan apa yang bisa mereka bawa ke organisasimu.
Kesimpulan
Di panduan ini, kamu telah melihat sepuluh cara berbeda untuk berpikir mengenai keanekaragaman. Sekarang kamu tahu lebih banyak mengenai keanekaragaman dan mengapa keanekaragaman penting di tempat kerjamu dan fokus padanya untuk meningkatkan bisnismu. Jika saya telah melewatkan beberapa kateogri yang kamu anggap perlu untuk dibahas, mohon biarkan sayatahu di kolom komentar!
Tujuan dari panduan ini adalah untuk mendorongmu berpikir lebih luas mengenai keanekaragaman. Tapi membuat angkatan kerjamu menjadi lebih bervariasi memiliki tantangan tersendirinya juga. Jadi di panduan selanjutnya dari seri ini, kita akan membahan pada satu aspek dari keanekaragaman: gender. Kita akan membahas detil dari beberapa tahap yang bisa kamu lakukan untuk mempromosikan kesetaraan gender di bisnismu. Sampai jumpa!
